Minggu, 11 April 2010

EDITORIAL


Syaloom......
Para pembaca Save The Port Numbay Green yang terhormat.
Kami hadir melalui tulisan ini semata-mata karena kepedulian kita terhadap kondisi teluk Youtefa dan Humboldt yang terus mengalami degradasi lingkungan. Teluk ini tercemar akibat pembuangan sampah dan limbah cair kedalamnya.
Dampak pembuangan limbah tersebut, masyarakat kampung di pesisir teluk perlahan mulai merasa di korbankan. Seperti Teluk Youtefa yang secara turun temurun bagi masyarakat Tabati-Injros dianggap sebagai “dusun”. Yaitu tempat mereka mendapatkan lauk/ikan, kini semakin sulit untuk mendapatkannya. Bahkan yang sering terjadi yaitu ketika mereka mancing atau memasang pukat, yang didapatkan adalah “Kantong plastik dan botol minuman plastik”.
Ada juga keluhan dari masyarakat bahwa kalau mereka mandi pasti badan akan terasa gatal. Selain itu, ada pengakuan lagi bahwa mereka sudah tidak bisa makan kerang/bia dari teluk karena telah mengandung racun.
Lebih ironis lagi, penanganan sampah oleh dinas kebersihan Kota Jayapura dilihat diskriminatif. Mereka lebih memperhatikan penduduk yang hidup di darat tanpa memperdulikan penduduk yang hidup di kampung Tabati-Injros. Cara penanganannnya biasa-biasa saja, tidak ada peningkatan.
Sadar atau tidak, pembangunan fisik yang dikembangkan oleh pemerintah Kota tidak seimbang dengan kondisi lingkungan. Bangunan terlihat tidak teratur, liar, banyak tidak memiliki amdal. Pembangunan tersebutlah bagian yang telah memproduksi sampah masuk kedalam teluk Youtefa dan Humboldt.
Penanganan sampah di Kota juga tidak didukung dengan satu peraturan daerah yang ketat. Sehingga warga kota dengan seenaknya membuang sampah tidak pada tempatnya.
Lebih fatal lagi, teluk Youtefa telah masuk dalam “Kawasan Lindung” yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008, Tanggal 10 Maret 2008, Sebagai kawasan Strategis Nasional. Teluk Youtefa di tetapkan sebagai “Taman Wisata Alam” yang harus dilindungi dari pencemaran dan pengrusakan.
Namun kondisi yang terjadi, teluk Youtefa terus mengalami degradasi akibat pencemaran. Dan kondisi ini menjadi sebuah bukti bahwa tidak ada keseriusan pemerintah Kota untuk melindungi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa tersebut. Gejala yang terlihat telah terjadi proses “pembiaran”.
Proses pembiaran ini bisa disebut sebuah bentuk “Pemusnaan” orang, kelompok secara perlahan dan sistematis. Sebagai contoh tadi telah terungkap diatas bahwa teluk sebagai dusun telah dirusakan oleh sebuah kebijakan akibatnya masyarakat mulai mengeluh karena pendapatan ekonomi mereka semakin sulit.
Ada istilah atau pepatah mengatakan bahwa “sudah jatuh tertimpah tangga lagi”. Istilah ini bisa mengena pada masyarakat kampung yang hidup dalam teluk Youtefa. Mereka sudah memberikan tempat atau dusun serta lahan untuk dipakai pemerintah membangun. Tapi pembangunan ini justru berakibat fatal bagi mereka yaitu produksi sampah meningkat dan mereka sendiri menjadi korban.
Mari kita jadikan sampah dikemudian hari sebagai aset untuk mendatangkan rejeki dengan penanggulangan yang terarah agar kita dapat menghargai saudara-saudara kita yang hidup di teluk Humboldt dan Youtefa agar mereka dapat hidup layak setelah satu abad kedepan karena sebenarnya akibat dari degradasi lingkungan maka cepat atau lambat kita harus menjaga jangan sampai terjadi degradasi terhadap kehidupan, peri laku budaya dan sejarah mereka sebagai identitas atau ”Icon” kota Port Numbay.

Let’s Go Green

Forum Peduli Port Numbay Green

Tidak ada komentar:

Posting Komentar